Bernegoisasi dengan Tuhan
irmayani |
Ketika sadar itu bukan aku.
Dan itu bukan kamu
Do’aku yang kian menjuntai indah
ditangga-tangga Arsy
Memudar hambar.
Kenapa?
Ketika tahu itu bukan aku
Dan itu bukan kamu.
Aku malu, karena perasaku salah
jalur
Bermunajat agar didekatkan,
disatukan dengan nama
Manusia yang entah dari belahan
bumi mana
Bernama Kamu
Aku tidak menangisimu apalagi
mengemis
Agar Tuhan menyatukan kita.
Tidak perlu, karena aku selalu
menyelipkan
kalimat “berikan yang Terbaik”
Diantara semua do’a-do’aku
tentang Kamu
Dan bila itu bukan Aku
Dan itu bukan Kamu
Ku Percaya, Tuhanku tak pernah
kehabisan cara
Untuk membahagiakanku
Pun ku percaya Dia sedang
membahagiakanmu
diwaktu yang bersamaan
kita saling terpisah, bukan
karena aku dan kamu
meminta untuk dipisahkan
bahkan aku sampai lupa berapa
banyak aku selalu berharap kita didekatkan.
Tapi, apalah dayaku. Aku manusia
dan Allah Tuhanku
Hidupku untuk-Nya, dan
Kehendak-Nya adalah yang terbaik Untukku
Maka, jika itu bukan aku
dan itu bukan kamu
aku siap membunuh setiap rindu
padamu
menikamnya diam-diam tanpa
seorangpun tahu
termasuk kamu
sehingga, ketika tahu itu bukan
aku
aku bisa tersenyum pada ia yang
bukan aku
tidak ada berat hati untuk
mendo’akan Kalian
dan jika tiba saatnya ia yang
Bukan kamu
masuk kedalam duniaku.
Aku bisa membukanya tanpa plang
atau garis polisi
Dan ini kali terakhir aku
bernegoisasi tentang kamu
Pada Tuhan-Ku.
Semoga senyum simpul dan do’a
yang terbaik
Tetap aku dan Kamu utarakan
Aku yakin, teramat yakin bahwa
Rencana-Nya
Tidak pernah mengecewakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar