Entah siapa dan dari mana statement mencintai dalam diam itu lebih mendamaikan hati, benar. Aku tidak terlalu menyukai statement ini. Namun, perintah Tuhanku yang mengharuskanku mengakui statement ini benar. Masjid saksi bisu pertemuan kita, tanpa aku dan kamu sendiri merencanakannya. Dan tidak bisa dipungkiri aku selalu menantikan kamu ada disana setiap kali aku melewatinya. Menerka-nerka jalan cerita sendiri. Hatiku tetap rusuh bersiaga saat tahu itu kamu. hanya melihat punggungmu dari jauh saja sudah seperti di bom atom, konon lagi bisa menyapa, menatap lama, duduk berdampingan, Arghh aku terlalu berharap. Memang, karena setiap melihatmu banyak harapan muncul begitu saja di otakku. Namun kata-kata ibu slalu menjadi tameng kedekatan kita. Seorang wanita itu harusnya dikejar bukan mengejar, kalau dia memang jodohmu, tak mungkin membiarkanmumengemis rasa suka itu. Hahhhh lagi-lagi statemen yang membosankan.
Apa
yang wanita itu lakukan disini, jelas bukan hal yang kebetulan. Apakah aku
bermimpi? Melihatnya kembali disini. Di tempat pertemuan bisu kami. Hijab pink
yang ia kenakan membuatnya tampil lebih anggun dan mempesona, layak seperti
bidadaari syurga. Masya Allah. Akankah aku bisa bersamanya, menjadi imamnya
kelak. Menjadi bapak dari anak-anaknya. Ya Allah, rasa apa ini? aku tidak
pernah merasakan sebelumnya. Bahkan Engkau juga tahu bahwa kami tidak pernah
bertegur sapa sekalipun. Pantaskah aku bersamanya?
Namaku
Rynda, mahasiswi jurusan Matematika disalah satu Universitas Negeri Medan.
Seorang Kakak dari 3 adik pria, anak dari orang kalangan menengah. Status hamba
masih on the way ke istiqamah. Keimanan jangan diragukan. Aku mencintai agamaku
lebih dari apapun. Umur aku juga masih otw ke kepala dua. Itu arinya aku masih
anak belasan tahun. Kalau kata goliath cintanya masih cinta monyet. Wajar sih
ya, sekarang kan banyak anak yang masih belasan tahun udah punya momongan jadi
aku merasa perasaan cinta udah musti dibahas serius dijenjang saat ini. Tapi
mengingat dan menimbang begitu banyak respon dari segala pihak, terutama pihak
bapak. “ jangan pacaran sebelum selesai studynya. Kalau udah sukses pasti yang
lain ngantri” begitulah wacana dari istri kepoonakan bapak yang sekarang lagi
lanjut S2,lain pula pada abang ipar bapak begini bunyinya “ bagus-bagus sekolah ya Ryn... jangan pikirkan
cinta-ccinta dulu. Selesaikan dulu bagus-bagus buat orang tua bangga.” Dan
masih banyak lagi wacana-wacana lainnya yang kontradiksi dengan hati. Namun tak
mengapa, setelah kufikir-fikir ada benarnya juga kata-kata mereka. Karena
bagaimanapun mereka adalah orang yang sudah lebih dulu berpangalaman dibidang
hati.
Meski
aku jomblo, aku sering menjadi penasehat teman-teman yang lagi ada konflik sama
pacarnya. Meski aku tahu ujung-ujungnya nasehatku tidak mereka lakukan. Gimana tidak,
aku selalu mengambil point penting sekali saja mereka lakukan nasehatku,
permasalahan beres, sayangnya mereka terlalu banyak Baper. Apalagi saran yang
pas untuk pria yang jelas-jelas suka memaki pacarnya selalin putus! Kemudian
untuk pria yang suka merahasiakan hubungan gelapnya bersama wanitaa lain, ahh
ngomong apasih, selingkuh maksudnya. Iss gua mah No! Jelaskan cowok kaya gitu
musti diputusin, kaya gitu kok masih diharapkan. Untuk pria yang tidak mau
mengerti kondisi wanitanya yang sedang sibuk-sibuknya kuliah, hallo mass,,,
emang didunia ini yang harus difikirin cuman Mas doang... mending buat mas
nangis darah daripada buat orangtua kecewa deh ya.. cowo kayak gini nih,, ga berfikir maju, emang
dia udah ngasih kamu makan berapa hari? Udah kasih kamu waktu full 24 jam,
kesimpulan dia Egois. Kemudian untuk permasalahan cowok yang protektif,
dikit-dikit marah jalan sama temen dimarah,, aduhh mas kalau kaya begini
ceritanya mending ikat aja mbak itu di
pohon nangka, heran sih ya, si wanita pun harus patuh dan ta’at terhadap
instruksi sang mas. Karena kamu bisa jadi orang yang paling ngeselin kalau
diajak jalan-jalan bareng temen, belum
nyampe tujuan udah mau balik karena si cowok nyuruh pulang. Kisah mereka memang
selalu terdengar mengasyikkan ketika diceritakan ulang begini ketika mereka
udah putus, pasti pada nganggap dirinya bodoh kan? Ahahahaha udah pernah
dialamin sih soalnya, jadi udah hafal. Sayangnya untuk membuat kata putus itu
keluar dari mulut mereka itu rasanya seperti ngafal 30 juz, lama bener.. kalau
gak niat gak bakal deh tu :D