Minggu, 01 Mei 2016

istiqamah


Entah siapa dan dari mana statement mencintai dalam diam itu lebih mendamaikan hati, benar. Aku tidak terlalu menyukai statement ini. Namun, perintah Tuhanku yang mengharuskanku mengakui statement ini benar. Masjid saksi bisu pertemuan kita, tanpa aku dan kamu sendiri merencanakannya. Dan tidak bisa dipungkiri aku selalu menantikan kamu ada disana setiap kali aku melewatinya. Menerka-nerka jalan cerita sendiri. Hatiku tetap rusuh bersiaga saat tahu itu kamu. hanya melihat punggungmu dari jauh saja sudah seperti di bom atom, konon lagi bisa menyapa, menatap lama, duduk berdampingan, Arghh aku terlalu berharap. Memang, karena setiap melihatmu banyak harapan muncul begitu saja di otakku. Namun kata-kata ibu slalu menjadi tameng kedekatan kita. Seorang wanita itu harusnya dikejar bukan mengejar, kalau dia memang jodohmu, tak mungkin membiarkanmumengemis rasa suka itu. Hahhhh lagi-lagi statemen yang membosankan.
                Apa yang wanita itu lakukan disini, jelas bukan hal yang kebetulan. Apakah aku bermimpi? Melihatnya kembali disini. Di tempat pertemuan bisu kami. Hijab pink yang ia kenakan membuatnya tampil lebih anggun dan mempesona, layak seperti bidadaari syurga. Masya Allah. Akankah aku bisa bersamanya, menjadi imamnya kelak. Menjadi bapak dari anak-anaknya. Ya Allah, rasa apa ini? aku tidak pernah merasakan sebelumnya. Bahkan Engkau juga tahu bahwa kami tidak pernah bertegur sapa sekalipun. Pantaskah aku bersamanya?
                Namaku Rynda, mahasiswi jurusan Matematika disalah satu Universitas Negeri Medan. Seorang Kakak dari 3 adik pria, anak dari orang kalangan menengah. Status hamba masih on the way ke istiqamah. Keimanan jangan diragukan. Aku mencintai agamaku lebih dari apapun. Umur aku juga masih otw ke kepala dua. Itu arinya aku masih anak belasan tahun. Kalau kata goliath cintanya masih cinta monyet. Wajar sih ya, sekarang kan banyak anak yang masih belasan tahun udah punya momongan jadi aku merasa perasaan cinta udah musti dibahas serius dijenjang saat ini. Tapi mengingat dan menimbang begitu banyak respon dari segala pihak, terutama pihak bapak. “ jangan pacaran sebelum selesai studynya. Kalau udah sukses pasti yang lain ngantri” begitulah wacana dari istri kepoonakan bapak yang sekarang lagi lanjut S2,lain pula pada abang ipar bapak begini bunyinya “  bagus-bagus sekolah ya Ryn... jangan pikirkan cinta-ccinta dulu. Selesaikan dulu bagus-bagus buat orang tua bangga.” Dan masih banyak lagi wacana-wacana lainnya yang kontradiksi dengan hati. Namun tak mengapa, setelah kufikir-fikir ada benarnya juga kata-kata mereka. Karena bagaimanapun mereka adalah orang yang sudah lebih dulu berpangalaman dibidang hati. 
                Meski aku jomblo, aku sering menjadi penasehat teman-teman yang lagi ada konflik sama pacarnya. Meski aku tahu ujung-ujungnya nasehatku tidak mereka lakukan. Gimana tidak, aku selalu mengambil point penting sekali saja mereka lakukan nasehatku, permasalahan beres, sayangnya mereka terlalu banyak Baper. Apalagi saran yang pas untuk pria yang jelas-jelas suka memaki pacarnya selalin putus! Kemudian untuk pria yang suka merahasiakan hubungan gelapnya bersama wanitaa lain, ahh ngomong apasih, selingkuh maksudnya. Iss gua mah No! Jelaskan cowok kaya gitu musti diputusin, kaya gitu kok masih diharapkan. Untuk pria yang tidak mau mengerti kondisi wanitanya yang sedang sibuk-sibuknya kuliah, hallo mass,,, emang didunia ini yang harus difikirin cuman Mas doang... mending buat mas nangis darah daripada buat orangtua kecewa deh ya..  cowo kayak gini nih,, ga berfikir maju, emang dia udah ngasih kamu makan berapa hari? Udah kasih kamu waktu full 24 jam, kesimpulan dia Egois. Kemudian untuk permasalahan cowok yang protektif, dikit-dikit marah jalan sama temen dimarah,, aduhh mas kalau kaya begini ceritanya mending ikat aja  mbak itu di pohon nangka, heran sih ya, si wanita pun harus patuh dan ta’at terhadap instruksi sang mas. Karena kamu bisa jadi orang yang paling ngeselin kalau diajak jalan-jalan bareng  temen, belum nyampe tujuan udah mau balik karena si cowok nyuruh pulang. Kisah mereka memang selalu terdengar mengasyikkan ketika diceritakan ulang begini ketika mereka udah putus, pasti pada nganggap dirinya bodoh kan? Ahahahaha udah pernah dialamin sih soalnya, jadi udah hafal. Sayangnya untuk membuat kata putus itu keluar dari mulut mereka itu rasanya seperti ngafal 30 juz, lama bener.. kalau gak niat gak bakal deh tu :D