Minggu, 30 Oktober 2016

Bernegoisasi dengan Tuhan



Bernegoisasi dengan Tuhan
irmayani

Ketika sadar itu bukan aku.
Dan itu bukan kamu
Do’aku yang kian menjuntai indah ditangga-tangga Arsy
Memudar hambar.
Kenapa?
Ketika tahu itu bukan aku
Dan itu bukan kamu.
Aku malu, karena perasaku salah jalur
Bermunajat agar didekatkan, disatukan dengan nama
Manusia yang entah dari belahan bumi mana
Bernama Kamu
Aku tidak menangisimu apalagi mengemis
Agar Tuhan menyatukan kita.
Tidak perlu, karena aku selalu menyelipkan
 kalimat “berikan yang Terbaik”
Diantara semua do’a-do’aku tentang Kamu
Dan bila itu bukan Aku
Dan itu bukan Kamu
Ku Percaya, Tuhanku tak pernah kehabisan cara
Untuk membahagiakanku
Pun ku percaya Dia sedang membahagiakanmu
diwaktu yang bersamaan
kita saling terpisah, bukan karena aku dan kamu
meminta untuk dipisahkan
bahkan aku sampai lupa berapa banyak aku selalu berharap kita didekatkan.
Tapi, apalah dayaku. Aku manusia dan Allah Tuhanku
Hidupku untuk-Nya, dan Kehendak-Nya adalah yang terbaik Untukku
Maka, jika itu bukan aku
 dan itu bukan kamu
aku siap membunuh setiap rindu padamu
menikamnya diam-diam tanpa seorangpun tahu
termasuk kamu
sehingga, ketika tahu itu bukan aku
aku bisa tersenyum pada ia yang bukan aku
tidak ada berat hati untuk mendo’akan Kalian
dan jika tiba saatnya ia yang Bukan kamu
masuk kedalam duniaku.
Aku bisa membukanya tanpa plang atau garis polisi
Dan ini kali terakhir aku bernegoisasi tentang kamu
Pada Tuhan-Ku.
Semoga senyum simpul dan do’a yang terbaik
Tetap aku dan Kamu utarakan
Aku yakin, teramat yakin bahwa Rencana-Nya
Tidak pernah mengecewakan.

Selasa, 25 Oktober 2016

Barang hilang



BARANG HILANG
by : Irmayani
Image result for boneka teddy bear



Suatu hari ada seorang anak kecil berumuran 5 tahun sedang membongkar-bongkar gudang berkas-berkas ayahnya. Sambil ngedumel ia terus mencari. Ibunya yang kala itu masih tidur dipembaringan
                “Bintang.. apa yang kamu cari nak?” suara sang ibu tidak menghentikan gerakannya
                “Bintang cari boneka beruang bintang ma... tadi malem masih ada” tangannya masih sibuk mencari
                “mandi dulu ya sayang... udah sore, bentar lagi ayah pulang” mendengar kata ayah pulang, anak yang dipanggil bintang tadi bergegas ke kamaar mandi.
Seusai mandi ia menangis. Sambil memakai baju ia terus ngedumel karena sampai saat ini boneka beruang teman tidurnya belum juga ketemu.
                “udah donggg nangisnya sayang.. mama jadi ikutaan sedih nih..” wanita paruh baya itu memanyunkan bibirnya.
                “kalo tedy belum ketemu juga.. siapa temen tidur bintang...” Bintang terisak
                “nanti malam mama yang temenin tidur.” Senyumnya merekah
                “janji...” bintang mengaitkan jarinya.
2 hari berlalu Bintang sudah tidak mencari boneka Tedy bearnya lagi. Namun ia kembali menangis karena baju Mashanya tidak ada dilemari. Bintang selalu memakainya setiap pagi. Baju kesayangannya.
                “hu... hu... tedy ilang, baju masha ilang.. Maaaaa kenapa semua ilang. Jangan-jangan dirumah kita ada pencuri ya maa” bintang menangis sejadi-jadinya
                “cuppp cuppp.. mungkin nyelip. Coba cari pelan-pelan lo sayang..” Sang ibu memilah baju yang ada dilemari.
                “enggak ada kan? Kemarin masih ada, sekarang udah enggak ada.. huuu huuuu” bintang terus menangis, sang ibu kewalahan menenangkannya.
                “kan masih banyak baju yang bagus-bagus punya bintang.. nanti yang lain cemburu loh kalau enggak bintang pake. Pake baju ini yahh yang dibeliin nenek” sang ibu menawarkan baju gaun berwarna pink muda. Bintang menggeleng tegas, masih kekeuh dengan pilihannya.
                “coba dulu deh.. kayak baju cinderella loh ni.. cinderella kan pakai baju kaya gini kan?” bintang mengangguk, meski ragu namun ia memakainnya juga.
                “tuh kan apa mama bilangg,, cantik nya anak mama..” sang ibu memperhatikan anaknya yang memutar-mutar gaunnya didepan cermin.
                “ma... buat rambutnya kayak cinderella..” sang ibu lega, akhirnya anaknya mau memakai baju pilihannya.
Bintang mulai melupakan baju masha kesukaannya namun ia kembali disibukkan mencari kelincinya yang sudah tidak ada di kandang. Ia mencari di halaman belakang juga tidak ditemukan. Karena lelah mencari. Dengan jurus andalan ia menangis. Sang ibu dari dapur berlari menghampiri bintang yang kian terisak.
                “Bonna.. enggak ada” Bonna adalah nama kelinci jantan milik bintang yang diberi kakeknya.
                Sang ibu dengan jurus andalan terus membujuknya. “mungkin Bonna lagi lari-lari di halaman depan, udah bintang cari didepan?” matanya mengamati halaman depan, dan tidak ditemukan kelinci putih yang anaknya maksud. Hanya ada satu kelinci bercorak keabu-abuan.
                “huuu huuu... Bonna ilangggg” Bintang terus menangis kali ini lebih keras dari biasanyaa.
                “cuppp cuppp... kan masih ada kelinci satu lagi, tuh si Benni” sang ibu menunjuk kelinci yang sedang memakan wortel didalam kandang.
                “enggak mauuuuu, maunya Bonnaaa”
                “loh,, Bintang kok gitu? Benni kan juga temen Bintang, liat tuh si Benni kesepian gada temennya.” Sang ibu menunjuk kelinci yang dinamai Benni tersebut.
                “Benni enggak nangis” katanya memperhatikan kelinci tersebut yang masih asyik memakan wortelnya.
                “iyah, enggak nangis. Kalau Bintang mainnya sama Bonna terus, lama-lama Benni nangis.” Sang ibu terus meyakinkan anaknya
                “benni kan kelinci, mana bisa nangis” Bintang lupa dengan tangisannya, malah sibuk ikut memberi makan wortel kelincinya.
                “Bisa dong... kalau bintang enggak ajak main terus.”
                “ihhhh Benni makannya banyak bangetttt. Ma,, Ma,,, ambil lagi wortelnya” tangan mungilnya bergerak-gerak kegirangan berlari mengambil segenggam wortel. Dengan kepayahan.
                “ayooo makan yang banyak Benni.. biar kayak balon hahahahaha” gigi-gigi kelincinya terlihat jelas ketika bocah mungil itu tertawa.
sang ibu memeluknya begitu erat, membuat bocah tersebut menghentikan tawanya. Dengan wajah polosnya ia mengusap air mata ibunya yang kian menderu.
                “Mama kenapah? Bintang jahat yah Ma..” wanita yang dipanggil mama tersebut tersenyum haru melihat kekhawatiran anaknya.
                “enggak papa sayang... yuk masuk udah sore, bentar lagi Ayah pulang..”
                “ye ye ye ayah pulangggg” bintang menari-nari sambil berloncat kegirangan mendengar ayahnya akan pulang.

Sambil menunggu ayahnya pulang Bintang membuyarkan lamunan ibunya yang sedang menonton tv di ruang tamu.
                “ma... Tedynya udah ketemu....” Bintang membondong boneka Tedynya yang  warnanya sudah tidak lagi cerah.
                “Bintang nemu dikamar Mama...” bocah tersebut tidak berfikir bahwa mamanya lah yang menyembunyikan boneka kesayangannya itu.
                “kok bintang masuk-masuk kamar mama?” Bintang terdiam takut.
                “yaudahhh yang penting udah ketemu kan? Gimana rasanya jumpa sama Tedy lagi?” sang Ibu meraih bintang kepangkuannya.
                “senengggggg ... sekarang bobonya udah ada temennya lagi. Mata lecinya bergerak-gerak.”Mama yang nyembunyiin Tedy Yah...?” Bintang teringat karena Tedy ada dikamar Mamanya.
                “enggak... Allah yang ngambil tedy sementara dari bintang”
                “kenapa Allah ngambil Tedy kesayangan Bintang?” bintang menggerak-gerakkan tangan boneka dipangkuannya.
                “karena untuk dipertemukan lagi.sekarang gini.. bintang sayang ga sama mama?”
                “sayaaaaaaaaaaaaaaaaang bangettttttttttt”
                “nah... nanti kalau misalnya Allah ngambil Mama sementara dari Bintang. Bintang jangan sedih.. sama kayak tedy, Nanti pasti ditemukan lagi sama Bintang.”
                “ Mama mau ngilang? Bintang ga mau mama ilang. Mama samping Bintang aja.” Bintang mengernyitkan dahinya.
                “enggak ilang sayanggg.. mama hanya pergi sebentar kemudian Allah mempertemukan lagi,,, nah kita ketemu nanti, bintang tau gimana rasanyaa....” anaknya tidak bergeming, sibuk memahami perkataan ibunya.
                “sama kayak sekarang bintang ketemu Tedy yang hilang... seneng kan???” wanita itu tersenyum.
                “tapi nanti kalau bintang kangen..?”
                “kan mama udah pernah ajarin shalat.. nah... bintang shalat terus curhat deh puas2... mama pasti dengar.. karna mama lagi sama Allah.” Wanita tersebut memeluk bocah cilik dengan piama tidurnya. Bintang tidur terlelap dipangkuan ibunya.